Tembilahan – Lapas Kelas IIA Tembilahan terus berupaya meningkatkan kualitas pembinaan rohani bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) wanita dengan mengadakan kelas tahsin Al-Qur'an dan fiqih ibadah. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 19 Juli 2024, pukul 09.00 hingga 10.00 WIB, di pesantren Al-Ichwan yang berada dalam lingkungan Lapas Tembilahan.
Kelas tersebut dipandu oleh Ustadzah Dr. Nur Komariah, yang menyampaikan materi dengan penuh dedikasi dan keahlian. Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman keagamaan dan memperkuat iman para WBP wanita, sehingga mereka dapat menjalani masa hukuman dengan lebih baik dan siap kembali ke masyarakat dengan nilai-nilai yang lebih positif.
Kepala Lapas Tembilahan, Hari Winarca, menegaskan pentingnya kegiatan ini dalam proses pembinaan WBP. "Pembinaan kerohanian adalah elemen kunci dalam program rehabilitasi kami. Dengan pemahaman agama yang lebih baik, para WBP dapat menemukan kedamaian batin dan memperbaiki diri. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat besar bagi mereka, " ujarnya.
Dalam kelas tahsin Al-Qur'an, para santriwati diajarkan cara membaca Al-Qur'an dengan benar dan tartil. Sementara dalam kelas fiqih ibadah, mereka memperoleh pengetahuan mendalam tentang tata cara beribadah yang sesuai dengan ajaran Islam. Ustadzah Dr. Nur Komariah memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan memberikan motivasi kepada para santriwati untuk terus belajar dan mengamalkan ajaran agama.
Salah satu WBP wanita yang mengikuti kegiatan ini menyatakan rasa syukur dan antusiasmenya. "Kami sangat berterima kasih atas kesempatan ini. Kelas tahsin Al-Qur'an dan fiqih ibadah sangat membantu kami untuk lebih memahami agama dan menjalankan ibadah dengan lebih baik, " katanya.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat spiritualitas dan moralitas para WBP wanita, membantu mereka untuk menjalani masa hukuman dengan lebih tenang dan siap untuk menjalani kehidupan yang lebih baik setelah bebas nanti. Pembinaan kerohanian ini juga mencakup kegiatan lain seperti pengajian, doa bersama, dan ceramah agama, yang semuanya bertujuan untuk mendukung proses rehabilitasi dan reintegrasi para WBP.
Hari Winarca menambahkan, "Kami akan terus mengembangkan program pembinaan yang komprehensif dan bermanfaat bagi para WBP. Kegiatan kerohanian seperti ini adalah salah satu upaya kami untuk memastikan mereka mendapatkan pembinaan yang holistik, mencakup aspek spiritual, mental, dan fisik."
Dengan adanya kegiatan pembinaan kerohanian ini, Lapas Tembilahan menunjukkan komitmennya untuk memberikan pembinaan yang bermakna dan berkelanjutan bagi para WBP wanita. Program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi lembaga pemasyarakatan lainnya dalam memberikan pembinaan yang bermanfaat dan berdampak positif.